Rabu, 23 November 2016

Pengendalian Pencemaran Udara

          BAB I
    PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang panas dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia.
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing didalam uadara dalm jumlah tertentu serta berada di uadara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2 ) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet. Udara  tidak tampak, sehingga sering kita anggap tidak ada.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa saja yang menjadi sumber pencemaran udara ?
2. Dampak apa saja yang ditimbulkan dari pencemaran udara ?
3. Bagaimana solusi dalam mengatasi masalah pencemaran udara?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Analisis Sistem Teknik Lingkungan tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran lingkungan khususnya pencemaran udara beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sumber Pencemaran Udara
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi,serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil minyak menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran .
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam , yaitu :
Karena faktor internal (secara alamiah), contoh :
Debu
Abu
Proses pembusukan sampah organik
Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :
Hasil pembakaran bahan bakar fosil
Debu/serbuk dari kegiatan industri
Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
Dalam proses pencemaran terjadi proses sinergistik yaitu suatu keadaan ketika polutan satu dengan polutan yang lain di dalam udara bereaksi menjadi jenis polutan baru yang lebih berbahaya dari polutan semula. Contoh, dua jenis komponen polutan yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar minyak (yaitu nitrogen dioksida dan hidrokarbon) dengan bantuan sinar ultraviolet akan membentuk jenis polutan baru (peroksiasetil nitrit dan ozon) yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikelnya, seperti berikut.
Struktur kimia:
Partikel : debu,abu, dan logam, seperti Pb,nikel,cadmium,dan berilium.
Gas anorganik seperti NO,CO,SO2,ammonia, dan hydrogen
Gas organic seperti hodrokarbon,benzene, etilen, asetile, aldehide, keton, akohol, dan asam-asam organic
Penampang partikel
Partikel dalam udara dapatmelekat pada saluran pernapasan manusia yang tentunya dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia.
   Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini :
Karbon Monoksida                         (CO)
Nitrogen Oksida                              (NO)
Belerang Oksida                              (SO)
Hidro Karbon                                  (HC)
Partikel                                            (Particulate)
Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya . Sumber penemaran udara di indonesia pada saat ini masih terus diteliti . Akan tetapi kalau dilihat prosentase komponen pencemaran udara dari sumber pencemar transportasi. Sumber pencemar uadara di Indonesia pada saat ini masih terus diteliti. Akan tetapi kalau dilihat prosentase komponen pencemar udara dari sumber pencemar  udara dari sumber pencemar transportasi.
2.2 Termodinamika dan Kinetika Pencemaran Udara
Pencemaran udara seringkali tidak dapat di tangkap oleh pancaindera kita . Seandainya indera penciuman kita dapat mencium bau pencemar udara atau bahkan merasa sesak pada dada akibat mencium gas tersebut maka hal itu berarti tingkat pencemaran udara sudah tinggi dan mungkin sudah menjadi racun yang dapat mematikan.
Termodinamika Pencemaran Udara
) berasal dari gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil . Gas alam saat ini juga banyak digunakan sebagai bahan bakar yang dianggap relatif lebih bersih di bandingkan dengan batubara atau minyak .
Gas alam saat ini juga banyak digunakan sebagai bahan bakar yang dianggap relatif lebih bersih dibandingkan dengan batubara atau minyak. Gas alam merupakan campuran senyawa alifatik ringan yang sebagian besar berupa metana (CH4), sekitar 80-90 %, kemudian etana (C2H6), sekitar 5-10%, dan sisanya adalah propane (C3H8), dan lain-lainnya.
Kinetika Pencemaran Udara
Pemakaian udara sebagai oksidator pada pembakaran bahan bakar fosil yang lebih besar atau lebih kecil dari jumlah yang diperlukan pada reaksi stoikiometris menghasilkan perbedaan prosentasi komponen pencemar udara yang keluar sebagai gas buangan hasil pembakaran .
Dalam hal pemakaian udara yang tidak stoikiometri dikenal istilah Equivalent Ratio atau disingkat ER .
ER= 1, berarti reaksi stoikiometris tepat sama dengan harga UPB.
ER< 1, berarti pemakaian udara kurang dari keperluan reaksi stoikiometris.
ER> 1, berarti pemakaian udara lebih dari keperluan reaksi stoikiometris .
2.3 Dampak Pencemaran Udara
Dampak pencemaran lingkungan sebenarnya tidak semata-mata disebabkan oleh karena kegiatan industri dan teknologi saja, namun juga disebabkan oleh faktor lain yang menunjang kegiatan tersebut . Faktor penunjang kegiatan industri dan teknologi adalah :
Faktor penyedia daya listrik
Faktor transportasi
Transportasi diperlakukan untuk mengangkut bahan baku dari daerah pertambangan ke tempat industri (pabrik). Meningkatnya produksi bahan bakar fosil dapat diartikan sebagai berikut :
Berkurangnya daya dukung alam, karena kekayaan alamnya diambil manusia
Meluasnya dampak pencemaran lingkungan , terutama pencemaran udara .
Kenaikan bahan bakar fosil seperti digunakan pada banyak sektor penunjang kegiatan ) berasal dari pemakaian bahan bakar fosil , sedangkan sisanya berasal dari sumber pencemaran lainnya .
Factor penyedia daya listrik dan factor transportasi, keduanya adalah penyerap terbesar pemakaian bahan bakar fosil, baik berupa batubara maupun minyak bumi
Sebagai gambaran bahwa produksi bahan bakar fosil meningkatkan dari tahun ke tahun, terutama di Indonesia, data yang diperoleh dari Departemen Pertambangan dan Energi.
2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pencemaran Udara
Meteorogi dan Iklim
Variable yang termasuk di dalam factor meterologi dan iklim, antara lain :
Temperatur
Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat  menimbulkan temperatur inversi. Dengan kata lain, udara dingin akan terperangkap dan tidak dapt keluar dari kawasan tersebut dan cenderung menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga konsentrasi polutan dikawasan tersebut semakin lama semakin tinggi.
Arah dan kecepatan angin
Kecepatan angin yang kuat akan membawapolutan terbang kemana-mana dan dapat mencemari udara Negara lain. Sebaliknya, apabila  kecepatan angin lemah, polutan akan menumpuk ditempat dan dapat mencemari udara tempat pemukiman yang terdapat di sekitar lokasi pencemaran tersebut.
Hujan
Air hujan, sebagai pelarut umum,cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara. Kawasan industry yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya berpotensi menjadi sumber pencemar udara di sekitarnya.
Topografi
Variabel – variabel yang termasuk di dalam fator topografi, antara lain :
Dataran rendah
Di daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru dan dapat melewati bats Negara dan mencemari udara Negara lain.
Pegunungan
Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi.
Lembah
Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke segala penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi. Contoh, kasus lembah Silicon (USA).
Efek umum
           Efek umum pencemaran udara terhadap kehidupan manusia, antara lain:
Meningkatan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan fauna.
Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan.
Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect).
Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap benda yang terbuat dari logam.
Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya.
Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan lalulintas di darat, sungai, maupun udara.
Menyebabkan warna kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.
Efek terhadap Ekosistem
Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi perubahan pada ekosistem perairan danau. Akibatnya, pH air danau akan menjadi asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung pendapatan rakyat setempat pin menurun.
Efek terhadap Kesehatan
Efek pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dapat terlihat baik secara cepat maupun lambat, seperti berikut.
Efek cepat
Hasil studi epidemiologi menunjukan bahwa peningkatan mendadak kasus pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran pernapasan.
Efek lambat
Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit bronchitis kronis dan kanker paru primer.
Efek Terhadap Tumbuhan dan Hewan
Apabila terjadi pencemaran udara, konsentrasi gas tersebut akan meningkat dan dapat menyebabkan daun tumbuhan berlubang dan layu.
Efek Terhadap Cuaca dan Iklim
Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect).
Efek Terhadap Sosial Ekonomi
Pencemaran udara akan meningkatkan biaya perawatan dan pemeliharaan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya serta menyebabkan pengeluaran biaya ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi.
2.5 Indikator Pencemaran Udara
Indikator yang paling baik dalam menentukan derajat suatu kasus pencemaran adalah dengan cara mengukur dan memeriksa konsentrasi gas sulfurdioksida, indeks asap, serta partikel-partikel debu diudara.
Gas Sulfurdioksida
Gas sulfur oksida merupakan gas pencemar di udara yang konsentrasinya paling tinggi di daerah kawasan industry dan daerah perkotaan
Indeks asap
Indeks asap ini sangat bervariasi dari hari ke hari dan bergantung pada perubahan iklim
Partikel debu
Partikel-partikel berupa debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan industri merupakan salah satu indicator yang di pergunakan untuk mengukur derajat pencemaran udara
Parameter lain untuk indicator pencemaran udara
Karbon Monoksida
Dapat juga di pakai sebagai parameter untuk indicator pencemaran udara, terutam di akibatkan oleh pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor.
Oksidan (O3)
Oksidan, misalnya saja ozon (O3), di hasilakn akibat kerja sinar matahari terhadap asap pembuangan kendaraan bermotor di kota-kota besar.
Nitrogendioksida
Nitrogendioksida merupakan gas yang di hasilkan baik akibat kegiatan manusia maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi.
Timah hitam atau Timbal
Sering di pakai sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil dan biasanya di tambah ke dalam bahan bakar bensin.
2.6 Tindakan Pencegahan Dan Pengendalian
Beberapa batasan prosedur pencegahan dan pengendalian pencemaran udara yang di ajukan dalam Research into Environmental pollution WHO tahun 1998. Antara lain containment, replacement, dilution, legislation, dan international action.
Containment
Containment merupakan suatu upaya penanggulangan untuk mencegah masuknya gas-gas toksik secara udara bebas. Upaya ini dilakukan dengan cara memasang saringan atau filter pada alat pembuangan agar konsentrasi gas yang keluar masih berada dalam batas baku mutu emisi yang diperbolehkan dan tidak mengangu kesehatan.

Replacement
Tujuan dari replacement adalah menganti perlengkapan dan sumber energy yang banyak mengakibatkan pencemaran dengan yang perlengkapan dan sumber energy yang kurang mengakibatkan pencemaran.
Dilution
Dilution merupakan suatu uapaya untuk mengencerkan bahan pencemar. Upaya ini dapat berlangsung secara alami dengan membangun daerah-daerah hijau green belt.  Daerah hijau tersebut merupakan suatu kawasan yang di Tanami dengan tumbuhan yang rindang dan ditempatkan di antara lokasi permukiman dan kawasan industry.
Legislation
Upaya legislation diwujudkan denganadanya peraturan dan perundangan yang dikeluarkan untuk melindungi tenaga kerja, masyarakat umum, dan untuk melestarikan kawasan industry.
Internasional Action
WHO telah membentuk suatu jaringan internasional berupa laboratorium yang bertugas memantau dan mempelajari kasus-kasus pencemaran udara.

















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semakin peliknya masalah pencemaran lingkungan ini menyebabkan kekhawatiran berbagai pihak akan akan kondisi lingkungan dimasa yang akan datang. Udara, tanah air kini sudah banyak mengandung polutan, penipisan lapisan ozon yang bisa mengganggu ekositem bumi, efek rumah kaca. Sudah saat kita mulai memperhatikan lingkungan sekitar mulai dari hal yang terkecil.  Bahwa pencemaran udara selain disebabkan oleh faktor alam, pencemaran udara lebih banyak disebabkan oleh manusia, misalnya dari kendaraan bermotor, kegiatan industri dan sebagainya. Selain dapat membahayakan lingkungan, pencemaran udara juga dapat membahayakan kesehatan manusia.

3.2. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.








DAFTAR PUSTAKA

Sastrawijaya T A. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka cipta. Jakarta
Mulia M R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta
Wardhana A W. 2004. Dampak Pencemaran lingkungan. Penerbit Andi. Jakarta














Tidak ada komentar:

Posting Komentar